CHATTING JAPRI : PROGRAM INOVASI GIZI SEBAGAI PENDEKATAN DIBIDANG KESEHATAN UNTUK MEWUJUDKAN GENERASI INDONESIA SEHAT
dr. Alfian Nur Mujtahidin /
Dokter Umum / Puskesmas Babat
NIP : 19930817 201903 1 012
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
menyebutkan bahwa estimasi jumlah penduduk Indonesia berdasarkan umur paling
banyak yakni berumur dibawah 20 tahun. Data tersebut mencerminkan bahwa
Indonesia memiliki modal generasi Sumber Daya Manusia yang kuat untuk
memujudkan Indonesia yang unggul, maju, serta sejahtera kedepan. Selain itu,
Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang melimpah, bentang geografis yang
strategis, serta aspek sosial dan budaya yang memungkinkan Negara Indonesia
menjadi salah satu negara yang bisa bersaing di dunia.
Grafik 1. Estimasi Penduduk
Indonesia Berdasarkan Umur (sumber : Pusdatin Kemenkes, 2018)
Modal generasi yang sudah dimiliki oleh Indonesia tersebut harus dikelola
dengan optimal sehingga mereka bisa menjadi generasi - generasi penerus bangsa
yang mampu mengelola Bangsa dan Negara Indonesia kedepan lebih baik lagi. Sudah
bukan menjadi rahasia bahwa dalam menciptakan suatu generasi yang unggul
diperlukan dua aspek penting. Pendidikan dan kesehatan adalah dua aspek penting
demi mewujudkan generasi Indonesia yang mumpuni. Dua hal tersebut seolah tidak
boleh terpisahkan. Tanpa kesehatan yang baik, kita tidak bisa mendapatkan
pendidikan yang optimal. Begitupun tanpa pendidikan yang baik, kita tidak bisa
mendapatkan kesehatan secara optimal pula. Hal ini ibarat kesehatan adalah
sumber/bahan material sedangkan pendidikan adalah mesin atau alat yang
digunakan untuk mengolah bahan material tersebut menjadi suatu produk.
Sebagai insan kesehatan, kami tentu memiliki tanggung jawab bagaimana
menciptakan generasi muda Indonesia yang jumlahnya sangat banyak untuk bisa
sehat baik secara fisik, mental, maupun sosial. Bisa dibilang bahwa untuk
menciptakan generasi muda yang sehat merupakan tantangan tersendiri yang susah
susah gampang. Susah karena pendekatan yang kita lakukan akan sangat berbeda,
belum lagi adanya gap teknologi dari mereka generasi muda dan orang tua mereka.
Akan sulit pula jika kemudian para pemangku kepentingan di bidang kesehatan
merupakan generasi tua yang tidak sadar tentang perkembangan jaman hari ini.
Namun akan terlihat sangat mudah, karena kita telah berada di era industri 4.0
yang memungkinkan semua informasi akan diterima dengan sangat cepat sekali.
Serta jika kita bisa dan mampu memanfaatkannya akan menjadi pintu masuk dengan
memanfaatkan teknologi tersebut untuk menjangkau mereka generasi muda.
Salah satu pendekatan yang kami pilih dan kami tuangkan dalam program
inovasi yang dilakukan di Puskesmas Babat yakni Chatting Japri. Chatting merupakan kata yang sering kita gunakan di
era sekarang ini untuk melakukan komunikasi melalui gawai sedangkan Japri juga
merupakan istilah milenial yang menunjukkan komunikasi dilakukan secara
personal. Sehingga nama program Inovasi tersebut yang terasa milenial bisa
diterima oleh mereka, memunculkan rasa penasaran mereka, dan mereka akan secara
aktif ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Chatting Japri merupakan kepanjangan dari Cegah Stunting
Lewat Remaja Putri menjadi bentuk komitmen kami dalam mewujudkan generasi
Indonesia yang sehat. Melalui program inovasi tersebut Remaja Putri diberikan
pendidikan atau edukasi tentang bagaimana mereka mengatur pola makan dan asupan
gizi, pendidikan kesehatan reproduksi, pemberian suplementasi zat besi, serta
pemantauan secara berkala status gizi. Kegiatan tersebut diolah secara menarik
melalui kegiatan ceramah, tatap muka, diskusi dan konseling personal,
pembentukan grup sosial media, pemberian reward, serta beragam kegiatan menarik
lainnya.
Gambar 1 . Kegiatan
Chatting Japri di SMK (Sumber : Dokumentasi Puskesmas Babat)
Program inovasi tersebut telah berjalan secara periodik dan menyasar mulai
dari siswa sekolah dasar, menengah, dan SMA di wilayah kerja Puskesmas Babat.
Tujuannya adalah melalui program tersebut para remaja putri yang merupakan
generasi muda Indonesia, akan menjadi generasi-generasi Indonesia yang sehat. Bagaimana
mereka bisa menjadi sehat ?, karena meraka secara promotif dan preventif
melalui program Gizi diberikan masukan bagaimana mengatur pola gizi yang baik. Pada
fase usia tersebut, Gizi yang baik diperlukan untuk membangun karena proses
perkembangan dan pertumbuhan. Namun, jika tidak ada pendekatan yang baik akan
ada ketakukan bagi mereka remaja putri menjadi korban dan pandangan “body shamming”.
Melalui remaja putri yang sehat, mereka akan tumbuh menjadi perempuan
dewasa yang sehat, mereka akan menjadi calon-calon ibu sehat yang kelak akan
melahirkan generasi-generasi Indonesia yang baru lagi, bahwa dari seorang ibu
yang sehat akan lahir generasi baru yang sehat pula, mereka diasuh dari seorang
ibu yang sehat akan tumbuh jadi anak yang sehat pula, dan kelak saat sudah
semakin menua menjadi lansia yang sehat. Sebuah siklus yang terus terjadi dan
akan menjadi siklus generasi yang hebat, tentu aspek-aspek yang lain juga
diperhatikan.
Gambar 2. Masalah Gizi dalam Suklus Kehidupan
(Sumber Gambar : Lilik Rosidah, DPD Persagi Jatim)
Melalui kegiatan yang sederhana tersebut, kita tidak bisa melihat hasilnya
secara instan, tapi diperlukan suatu komitmen dari kami sendiri, serta
stakeholder lain sehingga kegiatan bisa berjalan terus menerus secara konsisten
dan hasilnya bisa kita dilat dan amati dalam beberapa tahun kedepan, saat mereka
menjadi dewasa yang lebih berproduktif yang akan menjadikan Indonesia negara
yang unggul.
Semoga Bermanfaat 🙏 🙏 🙏